Penaklukan Inggris oleh Viking merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah abad pertengahan yang mengubah lanskap politik, sosial, dan budaya Inggris. Penaklukan ini berlangsung dari akhir abad ke-8 hingga abad ke-11, dan meninggalkan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kerajaan Inggris, baik dalam hal pemerintahan, ekonomi, maupun kebudayaan. Dalam artikel ini, kita akan melihat secara rinci sejarah penaklukan Inggris oleh Viking serta dampaknya terhadap budaya dan politik Inggris.
Latar Belakang Penaklukan: Mengapa Viking Menyerang Inggris?
Viking berasal dari Skandinavia, wilayah yang mencakup modern Norwegia, Swedia, dan Denmark. Pada akhir abad ke-8, mereka mulai melakukan penyerangan terhadap wilayah-wilayah di sekitar Laut Utara, termasuk Inggris. Ada beberapa faktor yang mendorong Viking untuk melakukan serangan ke Inggris:
Faktor Ekonomi dan Sumber Daya
Kelimpahan sumber daya: Inggris pada waktu itu adalah tanah yang subur, dengan pertanian yang berkembang dan kota-kota yang makmur. Bagi Viking, yang hidup dalam kondisi geografis yang keras dan terbatas di Skandinavia, Inggris menawarkan sumber daya yang melimpah, termasuk tanah subur, hewan ternak, dan kekayaan alam.
Ketimpangan sosial di Skandinavia: Kekayaan yang dihasilkan oleh perdagangan dan penjarahan sering kali terkonsentrasi pada elit, sedangkan banyak petani kecil hidup dalam kemiskinan. Penaklukan memberi kesempatan kepada mereka untuk memperoleh kekayaan, tanah, dan status sosial yang lebih tinggi.
Keterbatasan Sumber Daya dan Keahlian Maritim Viking
Keahlian dalam berlayar: Viking memiliki kapal-kapal yang sangat canggih dan fleksibel, yang memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan jauh dan menyerang wilayah yang jauh dengan kecepatan yang mengejutkan. Kapal Viking, yang dikenal sebagai longship, memungkinkan mereka untuk mengarungi laut lepas, serta sungai-sungai besar Eropa, untuk melancarkan serangan mendalam ke daratan.
Serangan Pertama dan Awal Penaklukan (788–865)
Serangan ke Lindisfarne (793)
Serangan pertama Viking yang tercatat dalam sejarah Inggris adalah pada tahun 793, ketika sekelompok Viking menyerang Lindisfarne, sebuah pulau kecil di pantai timur Inggris yang menjadi pusat keagamaan dan budaya Kristen di Inggris. Serangan ini mengejutkan dunia Kristen Eropa karena kekejamannya dan juga karena Lindisfarne merupakan situs keagamaan yang sangat penting.
Serangan ke Lindisfarne tidak hanya menjadi simbol dari ancaman Viking yang baru, tetapi juga menandakan dimulainya apa yang dikenal sebagai Era Viking di Inggris, yang berlangsung lebih dari 200 tahun.
Serangan Berlanjut dan Pembentukan Kerajaan Viking (865-878)
Pada pertengahan abad ke-9, Viking mulai melancarkan serangan yang lebih terorganisir. Mereka datang dalam armada besar yang dikenal sebagai Great Heathen Army, yang dipimpin oleh beberapa pemimpin Viking terkenal seperti Ivar the Boneless, Bjorn Ironside, dan Ubbe Ragnarsson. Mereka berusaha menaklukkan seluruh Inggris dan mengatasi raja-raja Anglo-Saxon yang ada saat itu.
Penaklukan East Anglia, Northumbria, dan Mercia: Selama beberapa tahun, Viking berhasil menaklukkan dan merampas wilayah-wilayah penting di Inggris, termasuk East Anglia, Northumbria, dan Mercia. Mereka mendirikan kerajaan Viking di wilayah-wilayah yang mereka kuasai.
Kemenangan di York: Pada tahun 866, Viking berhasil merebut kota York di utara Inggris, yang menjadi salah satu ibu kota kerajaan Viking di Inggris. York menjadi pusat kekuatan Viking di Inggris Utara dan terkenal dengan nama Jorvik.
Penyatuan Kerajaan Anglo-Saxon: Pada saat Viking mulai menyebar dan mendirikan kerajaan mereka, Kerajaan Inggris terdiri dari beberapa kerajaan Anglo-Saxon yang terpisah, seperti Wessex, Mercia, dan Northumbria. Salah satu alasan keberhasilan Viking adalah ketidakmampuan kerajaan-kerajaan ini untuk bersatu melawan ancaman bersama.
Reaksi Inggris: Pertahanan dan Penyatuan (878–1016)
Raja Alfred the Great dan Pertahanan Wessex
Pada akhir abad ke-9, serangan Viking mencapai puncaknya, dan hanya Kerajaan Wessex yang berhasil bertahan. Raja Alfred the Great dari Wessex (871–899) memainkan peran kunci dalam melawan Viking. Pada tahun 878, setelah Viking berhasil menyerang Wessex, Alfred berhasil mengalahkan mereka dalam Pertempuran Edington dan memaksa pemimpin Viking, Guthrum, untuk menerima perjanjian damai.
Pembagian Wilayah: Setelah kemenangan Alfred, dibuat perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Wedmore (878), yang membagi Inggris menjadi dua bagian: bagian selatan yang dikuasai oleh Anglo-Saxon (termasuk Wessex), dan bagian utara yang dikuasai oleh Viking (dikenal sebagai Danelaw).
Reformasi Alfred: Alfred tidak hanya berfokus pada pertahanan, tetapi juga pada reformasi militer dan budaya. Dia membangun tentara cadangan, memperkenalkan sistem pertahanan berbasis desa, dan mendirikan sekolah-sekolah untuk memajukan pendidikan. Hal ini membantu memperkuat Kerajaan Wessex dan mempersiapkan perlawanan terhadap Viking di masa depan.
Kembalinya Viking dan Penaklukan Utara oleh Canute (1013–1016)
Setelah kematian Alfred, Viking kembali menyerang dan akhirnya pada tahun 1013, raja Viking Sweyn Forkbeard dari Denmark berhasil merebut kerajaan Inggris dan menjadi raja Inggris. Namun, hanya beberapa tahun setelah itu, pengaruh Viking semakin kuat.
Pada tahun 1016, Canute the Great, putra Sweyn Forkbeard, berhasil menaklukkan Inggris setelah mengalahkan raja Anglo-Saxon terakhir, Edmund Ironside, dalam Pertempuran Assandun. Canute menjadi raja Inggris, dan dengan demikian, Inggris menjadi bagian dari kerajaan besar Viking yang mencakup Denmark dan Norwegia.
Dampak Penaklukan Viking terhadap Budaya dan Politik Inggris
Pembentukan Danelaw
Danelaw merujuk pada wilayah yang dikuasai oleh Viking di Inggris, yang mencakup sebagian besar bagian utara dan timur Inggris, termasuk daerah sekitar York, Nottingham, dan East Anglia. Di wilayah ini, hukum Viking diberlakukan, dan banyak tempat di Danelaw yang menggunakan bahasa Old Norse dan mengadopsi adat istiadat Viking.
Integrasi Budaya: Meskipun ada banyak perbedaan budaya, Viking dan Anglo-Saxon berinteraksi, berdagang, dan saling mempengaruhi. Banyak tempat di Inggris yang namanya berasal dari bahasa Norse, seperti York (dikenal sebagai Jorvik), dan Grimsby. Banyak kebiasaan Viking, seperti sistem pertanian dan tata kota, turut mempengaruhi kehidupan di wilayah Danelaw.
Politik dan Struktur Pemerintahan
Kerajaan Viking di Inggris: Selama periode kekuasaan Viking, Inggris sempat terpecah menjadi beberapa kerajaan, dengan satu kerajaan besar yang dikuasai oleh Viking, dan satu kerajaan lainnya yang dipertahankan oleh kerajaan Anglo-Saxon. Namun, setelah Canute menjadi raja, Inggris bersatu kembali di bawah monarki yang lebih terpusat dan kuat.
Pengaruh Dinasti Denmark: Dinasti Canute mendirikan pemerintahan yang kuat dan stabil di Inggris, yang juga terhubung dengan Denmark dan Norwegia. Meskipun pemerintahan Viking akhirnya berakhir setelah kematian Canute pada 1035, pengaruh politik Viking terhadap pemerintahan Inggris tetap terasa.
Ekonomi dan Infrastruktur
Jaringan Perdagangan: Viking membawa serta jaringan perdagangan mereka yang luas, menghubungkan Inggris dengan wilayah-wilayah di Skandinavia, Eropa, dan Timur Tengah. Mereka memperkenalkan sistem pelabuhan yang lebih maju dan meningkatkan hubungan perdagangan internasional.
Pertanian dan Urbanisasi: Viking membawa serta pengetahuan tentang pertanian dan pemukiman. Mereka memperkenalkan sistem pertanian baru dan memperbaiki infrastruktur, seperti pembangunan pelabuhan, jalan, dan jembatan yang memungkinkan perdagangan yang lebih lancar.